Ways Of True LiFe Lead Light Happiness Toward Immortality

Tak dapat cinta ku rangkai bak bunga seroja yg tumbuh di ranah sana, tak dapat ku lukis cinta layaknya kujabarkan kata per kata, kau dtng brsma cinta yg kau tepikan di pesisir hatiku, kau labuhkan perahu kasih tpat dbagian inti jiwaku, kau tanamkan benih rindu yg menata lahan hdupku, lalu kau semai semua itu dgn ikhlas dan tawakal hanya kpada Mu Allah azawajala, bersama Allah kita ikat perjanjian suci, bersama Allah kita hubungkan hati ke hati, wlaw hya skilas sepi, wlaw hanya suka di hati, namun kita yakin jika waktu akan berjalan mempertmukan dua hati ini, melewati jalanan hdup stlah ini, nestapa hdup, drita dunia, tantangan tuk bhagia, smoga terlewati bersma, hingga pda akhirnya tawakal cinta akan berbuah makna, makna yg indah yg akan kita arungi bersama, . . .
Oh . . .
Jikalaw cinta ini sdikit brani, mungkin ia akan pergi menemui dirimu yg sdg menanti, melewati rapuhnya jiwa, menjelajahi takutnya rasa, menyebrangi pahitnya dusta, membelenggu lamanya masa, hingga mungkin aku tak kan khilanganmu ktika
cinta yg lain dtg menghampiri perahu hdupmu, dan akhirnya kau meninggalkan aku yg renta, sakit, dan lemah ini . . .

Kau matahari yg memberi sinar uv a n uv b dalam hidupku, kau hujan yg membasahi jejak tapakku, kau mawar tanpa duri yg mengharumkan tetes darahku, kau meteor yg menembus lapisan cinta hatiku, kau mozaik yg merangkai senyum tangisku, kau intan yg memberi kilap sinar dalam jiwaku, kau tulang dan sendi yg memopong rapuh diriku, kau hulu sungai yg mengalirkan derasnya cinta dlm detik hdupku, kau satelit yg slalu ada d sampingku, kau bgai leukosit dlm sumsum tulangku yg menjadi bla tentara di tubuhku , kita bgai tata surya yg bredar bersama tanpa lelah siang dan malam, kita sprti sel yg sling terhubung , kita bgai organ yg memiliki sistem yg sama, kita bgai komet brsama aku tubuhnya dan kau ekornya, kita bgai lpisan bumi aku stratosfer dan engkau atmosfer, kita bgai listrik engkau arusnya dan aku tgangannya, aku lebah engkau bunga, aku kasih engkau syang, kamu bona aku rongrong, kamu bintang aku teleskop, kamu objek aku subjek, . . . . . .